Ada yang bilang bahwa roda kehidupan itu berputar, kadang di atas kadang di bawah, kadang tertawa kadang menangis, kadang berada di puncak dan kadang terjatuh di jurang terdalam. Tak beda dengan kehidupan saya dulu, kemarin, dan saat ini.Setelah melewati berbagai ragam peristiwa, sesungguhnya saat ini saya sedang dalam proses mendaki lagi kehidupan yang baru. Tidak mudah karena cukup jauh pijakan kaki saya bergeser akibat tempat saya berpijak bukanlah tanah yang padat dengan dikungkungi bebatuan sebagai penguat, tetapi pasir yang rapuh sehingga rawan tergelincir.
Tetapi sungguh, kesombongan tak pernah berbuah manis dan kelengahan membuka pintu gerbang kehancuran, tak lebar memang karena bagi saya Allah sengaja membuat lubang kecil itu untuk mengingatkan saya agar senantiasa waspada. Rasanya seperti dihembuskan angin sekencang-kencangnya ke tubuh saya, yang menghempaskan saya kembali ke dalam jurang yang karam. Atau, seperti saat saya sedang menakhkodai sebuah kapal, yang di dalamnya terdapat banyak orang yang mempercayakan arah dan tujuan kapal kepada saya. Benar-benar itulah yang terjadi. Siang itu, tertoreh kembali satu episode gelap dalam buku kehidupan saya.
Lemas, resah, gelisah, kalau sudah begini kepada siapa saya harus berkeluh? Doa saudara-saudara seperjuangan saya mintakan. Tetapi, hanya kepada Allahlah sebaik-baik kita kembali. Dengan langkah gontai saya menuju musholla, merasakan percikan kesegaran dari air wudhu, menghadap Ilahi Rabbi di sore yang entah mengapa tampak muram di hati saya.
Sedikit lega, tapi tak serta merta menghilangkan duka. Segala sesuatunya harus terus berjalan. Kala malam menjelang, berganti hari di penghujung malam, baru kali itu saya menangis tersedu sedan memohon belas kasih dariNya. Sungguh berdosanya diri ini, di kala cobaan datang menerpa, baru saya menghadap padaNya. Tetapi sungguh, ini semua karena cintaNya pada makhlukNya yang lemah dan tdak berdaya. Sesungguhnya Allah tak pernah jauh. Tetapi kitalah yang menjauh.
Ya Allah, di sini aku datang dengan segala kelemahanku
Mengabaikan semua kepongahanku
Menepiskan semua kesombonganku
Bersujudku tersungkur tanpa daya, hanya dengan tekad
Bahwasanya cintaMu tak pernah henti aliri hidupku
Keyakinan bahwa jika aku bersungguh-sungguh meminta
Kan Kau kabulkan meski tak selalu segera
Akan segera jika Kau rasa aku pantas
Akan Kau tunda jika Kau rasa aku belum pantas
Akan Kau ganti jika Kau rasa pintaku bukan yang terbaik menurutMu
Sederet salah dan dosa yang tertera
Kuharap ampunanmu, Ya Rabbi
Jika balasanMu atas dosaku Kau berikan di dunia
Kumohon hanya untukku saja
Pintaku adalah pinta kami, pinta mereka
Maka mampukan kami untuk meraihnya, Wahai Sang Maha Kuasa
Mampukan kami dan pantaskan kami untuk peroleh yang terbaik
Wahai Engkau Sang Pembolak-balik Hati….
Berikan kami kesempatan melalui KuasaMu, gerakkan hati mereka yang di sana
Putuskan yang terbaik bagi kami, hanya yang terbaik saja
Jika kami harus melepaskan yang baik untuk dapatkan yang terbaik, kami ikhlas
Tak ada daya kami tanpa pertolongan dariMu, Ya Rabbi
Warmest Regards,
Me – The Web Owner