Berstatus sebagai pendatang di Bogor, saya merasakan banget perubahan iklim di sini. Pertama kali tinggal di rumah yang sekarang ini, pukul 5 sore udara sudah terasa dinginnya. Tahun berjalan, udara dingin baru terasa pukul 10 malam. Seiring berjalannya waktu, seringkali sejuk baru terasa di pukul 01.00 dini hari. Sejuk yang terlalu cepat singgah karena pukul 04.00 pagi udara sudah kembali menghangat. Hiks, sediiih …
Ya nggak aneh karena Bogor mengalami banyak perubahan. Semakin bertambahnya jumlah bangunan seperti pusat perbelanjaan, hotel, beragam restoran besar, dan jangan lupa juga ini terjadi bukan hanya di kawasan perkotaannya tetapi juga dimulai dari bagian puncak. Alhasil, ruang terbuka hijau sebagai tempat tumbuhnya pepohonan sebagai penghasil oksigen semakin berkurang juga.

Salah satu yang membuat Bogor tetap menarik adalah statusnya sebagai Kota Hujan. Yaaa, saat tengah musim kemarau memang teteup panasnya ampun-ampunan. Ini episode yang menyedihkan buat kulit wajah saya yang kena panas sedikit muncul bintik-bintik kecil. Memang beda kalau punya bakat nyonyah, kena panas sedikit mesti ke dokter kulit. Please jangan gumoh di sini, ya hahaha …
Pada musim penghujan seperti saat ini, rasanya jadi aneh banget kalau nggak turun hujan meskipun cuma sehari. Biasanya sih di pagi hari langit masih kelihatan cerah, menjelang siang udara sedikit panas, di tengah hari mulai mendung, dan bres! hujan turun saat sore hari. Udaranya suegeeer banget. Ini sebenarnya kamuflase sedikit, sih, karena kalau musim hujan saya seringnya kedinginan, bukan kesegeran. Udara dingin, perut lapar, dan enaknya makan dong, ah.

"Mau seperti apapun Bogor sekarang, saya sih tetap cinta sama kota ini. Kenapa? Kota ini mendukung banget perempuan doyan jajan macam saya. Mau cari apa saja, ada!"
Lalu, makanan apa yang paling enak saat hujan turun dengan derasnya? Buat saya sih, mau panas mau hujan, makan apapun enak. Tapi supaya nggak dinilai plin-plan, boleh lah saya kasih jawaban pasti. Makan makanan berkuah!
Cobaaa, kira-kira yang bakal terlintas di kepala apa? What? Mie instant? Lagi? Bosen, ahhh … Pengen yang beda. Daaan, kemarin itu saya kok membayangkan makan ramen yang kuahnya seger.
Tumben-tumbenan juga saya pengen makan di tempat yang baru. Padahal biasanya paling malas coba-coba. Sebagai orang yang hidup di era digital, sudah pasti saya sangat mengandalkan apapun dalam genggaman. Yes, searching through Google. Ketik, “ramen di Bogor” dan saya menemukan Raito Resto!
Tarraaa!! Reviewnya keren!! Jadi, kita kesana? Mariii …

Begitu melihat lokasi, yes! Sepertinya mudah dicari. Raito Resto berlokasi di Jl. Ciheuleut No.38, Tegallega, Bogor. Ini beneran gampang dicarinya. Cari dulu saja lokasi Universitas Pakuan, masuk dari sisi kiri gedung menuju ke Komplek IPB Baranangsiang 3. Rumah kedua dari ujung jalan masuk, ya. Atau, Google Map-in sajalah, ya. Hidup di era digital itu gampang banget. Meskipun Google Map pun terkadang nyasar, sih. Larry Page dan Sergey Brin kan manusia jugaaa …
Restoran dibuka mulai pukul 09.00-22.00. Cocok buat yang butuh tempat sarapan dan hangout pagi-pagi sekaligus mencari kawan wifi #NunjukDiriSendiri.
Raito Resto berdiri di atas tanah seluas lebih dari 2000 meter persegi dengan luas bangunan 500 meter. Tahu dari mana coba? Hihihi, di dalam ada tulisannya soalnya. Pas banget, tertangkap sama mata jeli saya ini. Jadi tempatnya luasss. Ini bangunannya rumah banget. Jangan berharap menemukan ornamen-ornamen Jepang yang signifikan di dalamnya. Pun jangan membayangkan si pemilik mempercantik bangunan supaya terlihat lebih keren. Nggak. Ini memang apa adanya bangunan aslinya. Nggak papa, kan memang intinya saya cuma mau makan ramen.
Restoran ini terdiri atas dua lantai. Ruang makan di lantai satu cukup luas dengan langit-langit yang tinggi. Udara segar tetap terasa meskipun nggak dilengkapi pendingin ruangan. Kursi warna-warninya pasti ciamik banget buat dimunculkan di Instagram. Tapi, penasaran sama lantai dua. Kira-kira lebih nyaman di mana, ya?

Lantai dua juga menyediakan ruang makan. Bahkan ada ruang-ruang yang – sepertinya aslinya adalah kamar – dijadikan sebagai ruang makan juga. Jadi kapasitasnya besar. Ada dua jalur tangga menuju lantai dua. Cocok banget karena tangganya hanya muat satu orang. Kebayang dong kalau restoran sedang penuh dan orang-orang harus antri di tangga kalau mau ke lantai dua. Beuh, nggak sampai-sampai.
Di lantai dua, bisa lesehan, yaaa. Waktu saya kesana, lantai dua penuh sama wajah-wajah ala saya belasan tahun lalu. Wajah mahasiswa, maksudnyaaa … Semuanya berjejer sambil makan dan membawa laptop. Wow banget ya mahasiswa jaman now! Belajar saja di restoran. Dulu sih jaman belum punya komputer, yang ada saya antri di rental komputer. Oups, malah curhat.


Buat saya lantai satu lebih menarik daripada lantai dua. Di salah satu sudut ruang makan di lantai dua, menurut saya udaranya panas. Posisi atap terlalu rendah dengan kepala yang nggak cocok kalau nggak dilengkapi pendingin ruangan. Fixed. Mari kita pindah saja ke lantai satu.
Suasana lantai satu cukup nyaman. Seperti yang saya bilang tadi, ruang makannya luas, dapur dan tempat pemesanan makanan ada di sini, termasuk dengan toilet, tempat berwudhu dan tempat sholat. Yuk, mulai memesan makanan.
Raito Resto menyediakan varian menu ramen, okonomiyaki, takoyaki, dan rice roll alias sushi. Seperti biasa, saat mengunjungi restoran baru pertanyaan pertama adalah, “Menu favorit di sini apa?”
Agak was-was kalau ternyata menu favoritnya bukan dari varian ramen, bagaimana? Padahal kan saya memang sedang pengen banget makan ramen.
Alhamdulillah, akhirnya memesan Spicy Tori Ramen dan Tomyam Ramen yang diklaim sebagai menu favorit. Keduanya jenis ramen berkuah pedas. Bagi yang nggak suka pedas, tersedia varian ramen lainnya. Yang membedakan hanya toppingnya saja. Anak-anak memesan Ebi Tempura Roll, Spider Roll, Takoyaki, dan Italian Fushion with Double Cheese. Minumnya cukup teh dan lemon tea saja.

Soal rasa, bagaimana? Spicy Tori Ramennya enak, saya suka. Kalau tomyam ramennya menurut saya keasinan, ya. Mungkin di lidah buibu jatuhnya bisa beda berhubung saya memang tengah mengurangi makanan asin. Inget umur! Ihiks.
Spider Roll dan Ebi Tempura Roll buat saya rasanya biasa, tapi kata anak-anak, malah mereka nambah, wadaw! Nasinya menurut saya sih terlalu lembek. Tapi kalau anak-anak bahagia, mom bisa apa sih selain bahagia juga? Eaaa …
Takoyakinya enak. Ada pilihan gurita, crab, dan cheese. Kemarin saya pilih yang crab. Sekejap, habis juga. Italian Fushion with Double Cheese juga enak. Namanya juga double cheese, jadi berkeju banget. Saya sih makan sedikit sudah eneg. Sepertinya kalau pesan ini enaknya makan berdua entah sama siapa.
Teh dan lemon teanya mau tanya juga? Please deh … kayaknya sama saja, ya. Kecuali pakai teh khusus dari kebunnya sana.

Buat yang bingung kok saya pesan makanan banyak banget, hehehe jadi saya sudah tiga kali berkunjung kesana. Jadi itu tadi bukan dalam sekali kunjungan, ya? Wew! Apa nggak meletus perut ini, wkwkwk …
Sekarang yang paling penting – apalagi buat buibu – adalah soal harga. Hayo, ngakuuu? Sewaktu membaca review sih katanya harganya aman dan nyaman buat kantong mahasiswa. Daaan, menurut saya aman juga kok buat kantong buibu.
Spicy Tori Ramen : Rp 25 ribu
Tori Ramen : Rp 22 ribu
Kare Ramen : Rp 20 ribu
Tomyam Ramen : Rp 25 ribu
Chasiu Ramen : Rp 30 ribu
Miso Ramen : Rp 20 ribu
Shoyu Ramen : Rp 20 ribu
Abura Soba : Rp 15 ribu
Crispy Ramen : Rp 15 ribu
Italian Fushion with Double Cheese : Rp 20 ribu
Katsu Spicy Chicken Yakisoba : Rp 20 ribu
Spicy Chicken Yakisoba : Rp 15 ribu
Spider Roll : Rp 20 ribu
Volcano Roll : Rp 20 ribu
Katsu Cheese Roll : Rp 20 ribu
Tamago Roll : Rp 12 ribu
Spicy Cheese Roll : Rp 12 ribu
Ebi Tempura Roll : Rp 12 ribu
California Roll : Rp 12 ribu
Ultraman Roll : Rp 16 ribu
Spicy Tuna Mentai Roll : Rp 16 ribu
Kamen Rider Roll : Rp 16 ribu
Super Saiyan Roll : Rp 16 ribu
Chicken Katsu Cheese
Spicy Karage
Katsu Kare
Katsudon
Chicken Crispy (Paha)
Chicken Crispy (Sayap)
Crispy Squid
Yakiniku Blackpepper
Yakiniku Barbeque
Spicy Seafood
All item Rp 15 ribu
Gurita : Rp 15 ribu
Crab : Rp 12 ribu
Cheese : Rp 13 ribu
Gurita : Rp 20 ribu
Crab : Rp 15 ribu
Ayam : Rp 15 ribu
Durian : Rp 15 ribu
Matcha : Rp 10 ribu
Mangga : Rp 10 ribu
Stroberi : Rp 10 ribu
Cokelat : Rp 10 ribu
Ocha (Hot/Ice) : Rp 2 ribu
Teh Manis (Hot/Ice) : Rp 3 ribu
Teh Manis Jumbo (Hot/Ice) : Rp 6 ribu
Lemon Tea (Hot/Ice) : Rp 6 ribu
Air Mineral : Rp 4 ribu
Es Batu : Rp 2 ribu
Milo : Rp 8 ribu
Saya dan anak-anak cukup puas menikmati hidangan ala-ala Jepang di sini. Petugasnya juga ramah-ramah, lho. Rasa enak, harga ekonomis, lokasi strategis. Nggak usah heran makanya saya sampai tiga kali kemari dalam waktu yang berdekatan.
Buat buibu … Silakan datang dan mencoba, yaaa ….
The Happier Me,
Melina Sekarsari
melinase
Hai, Saya Melina. Mom of two kids, living within good books and extraordinary people. Terima kasih sudah berkunjung. Untuk kontak personal, silakan mengirimkan email ke melinanesia@gmail.com.
31 comments
Wow seger tuh ramennya. Mantap Banget , kapan ke Bogor kudu mampir.
Tempatnya juga nyaman ya mbak, ada tempat baca komik anakku suka banget nih kalau ada komiknya bikin betah. Makasih ya mbak review begini jadi referensi kalau berkunjung ke Bogor.
Segaaar sangat. Kopdaran ya kalau nanti ada agenda ke Bogor.
Kapan-kapan kalau ke Bogor, pengin mampir ah.. buat coba ramennya
Iyes, murah dan enak. Amaaan, uangnya bisa buat halan-halan hahaha …
Ihhh kamu kalau ke Bogor wajib calling-calling aku lho, Mak.
Bisa jadi rekomendas tempat makan, nih kalau lagi jenguk anak di Bogor.
Ananda di Bogor, Bun? Mainlah ke tempatku kalau sedang jenguk.
Mbak, aku tu udah sengaja scroll gambar ramen nya yang pertama. Eh di bawah ketemu lagi. Huuh. Jadi pengeenn kaan. Mana abis ujan. Cucok. Hehe
Postingan ini memang punya tujuan menggugah selera, Mbak, hahaha …
Jadi nelan ludah pingin langsung cuss ke sana mbak. Hayoo Mbak Melina tanggung-jawab ini, hhhh.
Dompet dan kartu ATM kasih aku aja, Mbak, lalu kita kesana. Nanti aku tanggungjawab di depan kasir, deh, hihihi …
Waah, Ramennya bikin ngiler mbaak..
Berarti harus segera nyicip biar berhenti ngilernya wkwkwkwk …
Aaaaakkkk… Menunya kesukaan saya semua itu mbak? ntar kalau ke Bogor mampir aaah… *Tapikapan?
Kapan, dong, kapan? Siap nemenin mamam dan halan-hala lho akunya hihihi …
Asik kayaknya buat leluarga ya. Kapan2 pingin ajak Bapak ke situ ah…Lina udah coba macaroni Bakar? Enak juga tuh, cuma emang rada mehong dan antrinya lumayan….hehehe…. Ditunggu rekomendasi resto lainnya ya…..
Macaroni bakar? Di rumah kurang suka sih, apalagi kalau mahal, hahaha … Ketemuan yuk kalau ke Bogor.
ramennya bikin laper 😀
Bikin laper atau memang belum makan, Mbae? Huehehe …
Tempatnya honey banget ya.. jadi serasa makan di rumah hehe.. Menu jejepangannya bikin laper..
Enak dan muraaah … Hihihi …
Asyik ya tempatnya, homey banget. Kayak adem suasananya.
Btw saya ndak nanya kenapa Mbak Mel pesannya banyak banget. Percaya saja kalo memang sekali makan bisa banyak.
Wkwkwkwk.
Kabuuur.
Wkwkwk … Ih saya mah makannya dikit tapi sering, Mbak. Sama aja yak, hahaha …
Dari luar bentuk restorannya kayak rumah gitu ya, tapi ternyata jadi keliatan hommy dan nyaman biar bersantap yaa, apalagi lirik2 menunya kayak asiik… Nanti klo pas ke Bogor mau mampir ah
Yuk mampi kemari ya, Kak Nia. Masakannya enak, tempatnya nyaman, dan harganya juga murah.
Pas dilihat sekilas Raito ini kayak rumah biasa ya Mbak, jadi kuyakin kalau kita gak teliti bakal kelewatan hehe
Sumpah deh itu ramennya, menggugah selera sekali. Aku jadi inget ramen ala ala animasi Naruto 😀
Betuuul … Di sana memang semua tempat kuliner berbentuk rumah begini sih karena lokasinya di komplek perumahan yang mengelilingi kampus.
Oke oke….ini nampak enak dan restonya lucuk aja, penampakannya rumah banget ya. Homey pasti
Kapan-kapan kesini, ya. Homy, enak, dan murah harganya.
Ulasannya lengkap banget.
Awal melihat bangunannya, aku pikir ini rumahnya kak Mel…?
Ternyata resto nya memang suasana rumah dengan bangunan asli, gak ada ornamen Jepangnya.
Hahaha … Rumahku mah imut-imut, Teh.
Iya, ini ada di komplek perumahan yang mengelilingi area kampus gitu. Jadi wisata kuliner sekitar situ ya bangunan model rumah begini aja.