Telusur Rindu

Judul: Telusur Rindu Oleh: Melina Sekarsari (Melsyazana) Sudah kuduga kau akan kembali ke kota ini Menyusuri jalanan berdebu dan berbatu Menengok wajah tempat mesranya kita dulu Aku merasakan kau hadir di sini Masih dengan gelembung kepengecutanku yang sembunyi di balik tirai berwarna kelabu Nanar matamu; Mencariku; Meneriakkan kau rindu; atau malah tersiap belati tuk’ membunuhku? … Read more

WEDANG ASEM VS RAWON DAGING

Sudah lama saya tidak mengajak anak-anak pergi ke luar rumah di akhir pekan. Mumpung kakak sulung juga sedang bertandang beserta putra-putrinya, hari Minggu kemarin kami jalan-jalan ke sebuah mall. Sebenarnya sih mau ada barang elektronik yang mau dibeli. Sepulangnya dari mall, anak-anak sepertinya kelelahan. Begitu juga saya yang sebenarnya tak suka berada terlalu lama di … Read more

JIKA-KU

Jika langkah kakiku kini beranjak menjauhimu, anggap saja karena aku ingin kau yang menghampiri. Menunggu hadirmu di hadapanku, dengan tangan kekar terulur yang akan kusambut dengan senyum tersipu. Jika pikiranku perlahan mencoba beralih tak hanya padamu, anggap saja karena aku ingin kau juga memikirkanku. Aku mengingatmu dan kau mengingatku juga. Bukankah itu indah? Jika hatiku … Read more

SHOPPING

Mataku bergerak kesana kemari mengamati pasang demi pasang sepatu yang berjejer rapi di rak-rak tinggi di hadapanku ini. Aneka warna, model, bahan, hingga ke harga, membuatku pusing, bingung menentukan pilihan. Aku tak terlalu suka mengenakan sesuatu yang modelnya aneh-aneh. Model sepatuku begitu-begitu saja. Aku lebih suka sepati kasual. Aku punya sepatu selop berhak 5 cm … Read more

RINDUNYA UNTUK IBU

Harus bagaimana aku bersikap pada anak itu yang di suatu pagi yang cerah, datang ke rumahku, duduk beberapa saat dengan ceritanya, dan kemudian berkata. “Aunty, aku kangen ummi”. Deg. Ada desiran di hatiku yang sulit aku ungkapkan. Mataku berkaca-kaca. Aku mencoba menahan air mataku agar tak merembes, apalagi jatuh membasahi hidung dan kedua pipiku. Tapi … Read more

Abi, Main Yuk

Binar matamu lebih sejuk dari sinar rembulan. Tawa riangmu lebih renyah dari temaram bintang. Polos tingkahmu, ayu parasmu, tak kenal benci, apalagi memaki. Kalaulah ada kesalahan, tersebab karena engkau belum mengerti. Bagimu waktu luang ayahmu adalah harta istimewa, yang tak bisa ditukar apapun selain bermain bersama. Bermain ular tangga versimu dan aturanmu memang menyenangkan. Tak … Read more

JENUH

Segalanya berubah. Drastis. Seratus delapan puluh derajat. Aku yang terserang virus rasa tak bernama – bagaimana bisa punya nama, terdeteksi saja tidak, dalam hitungan menit sudah bisa tersenyum, tertawa, hingga tergelak-gelak. Kutumpahkan semuanya melalui jari jemari tanganku, huruf demi huruf meluncur cepat, sesekali kembali untuk mengoreksi. Ketikan hati ini jauh lebih ampuh dibandingkan harus mengaduk-aduk … Read more